Keprihatinan
alat mesin laundry impor dengan harga yang tinggi menjadikan pemuda
asal Bantul Jokyakarta, Ashari berkreasi di bengkel kerjanya merakit
sendiri mesin pencuci dengan harga lebih terjangkau. Pada bengkel tehnik Hari Mukti Teknik milik
Ashari melibatkan pemuda dan remaja kampung Piyungan Bantul ini,
bekerja dan berinovasi sehingga mampu memproduk mesin laundry diberi
nama merek Kanaba, dengan harga terjangku dan mampu bersaing dengan
barang impor.
Ditemui di bengkel kerjanya beberapa
waktu lalu, Ashari mengatakan, satu mesin lundy dan pengering
membutuhkan waktu sekitar dua minggu lamanya pembuatan. Proses dari
persiapan bahan, perancangan, perakitan sampai finishing dan dikerjakan
tenaga 7 0rang dari sekitar Bantul.
Produk itu diklaim mampu bersaing dengan
mesin impor, harganya jauh lebih murah dibawah 30 persen. Selain itu
bahan yang digunakan dari dalam negeri serta tenaga kerja juga asal
negeri sendiri, katanya.
Karya dan kerja kerasnya merakit mesin laundry dan mesin pengering kemudian meraih sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). Penerapan SNI semakin memberi jaminan dan rasa aman bagi produksinya menembus pasar global.
Ashari mengungkapkan, dengan menerapkan SNI, usahanya akan mampu
menjaga produktivitas perusahaan. Selain itu, produknya juga lebih
diterima pasar. “Ketika belum ada sertifikat SNI, konsumen masih banyak
menanyakan spek mesin Kanaba. Sekarang setelah ada SNI, konsumen langsung percaya,” ujarnya.
Ada anggapan
bahwa meraih SNI sulit di kalangan UMKM. Namun anggapan ini ditepis
Ashari. Proses meraih sertifikasi SNI dirasa mudah. Kunci keberhasilan
meraih sertifikasi SNI ialah komitmen.
“Ikuti aturannya, penuhi prosedurnya, Insyaalah cepat,” ujarnya. Produk Kanaba saat ini sudah digunakan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Papua dan Timor Leste.
Dengan sertifikasi SNI ini, pangsa pasar untuk mesin laundry semakin menembus pasar nasional dan global. Target pasaran mesin ini adalah rumah sakit seluruh Indonesia, hotel seluruh Indonesia, pabrik garmen dan laundry profesional.
Pembinaan penerapan SNI
yang dilakukan BSN, sangat membantu mengarahkan UKMnya dalam melakukan
proses produksi yang teratur, tersistematis sehingga produknya aman dan
bermutu karena sudah sesuai SNI yang selaras dengan standar
internasional.
Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN)
Bambang Prasetya juga hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSN
kini tengah membangun role model UMKM penerap SNI, yang ditargetkan
mencapai 10 ribu UMKM di tahun 2020. BSN bekerja sama dengan para
stakeholders berkomitmen menghantarkan UKM sampai mendapatkan
sertifikasi atau mendapatkan tanda SNI.
Langkah BSN ini
pun diapresiasi baik oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Azam Azman
Natawijaya. Sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, lanjut Azam.
BSN bekerja sama dengan
kementerian/lembaga lainnya, diamanahkan untuk membina UMKM menerapkan
standar dan meraih sertifikasi SNI. Ia pun setuju
bahwa produk yang telah memenuhi SNI merupakan produk unggul, sehingga
konsumen akan lebih percaya memilih barang tersebut. Demikian siaran pers dari BSN memberitakan.
Direktur Hari
Mukti Teknik memproduksi mesin loundry dan mesin pengering merek Kanaba
di Bantul Jokyakarta sedang memperlihatkan karyanya.
http://www.beritalima.com/2016/11/15/mesin-laundry-karya-pemuda-bantul-raih-sni/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar